Album baru Taylor Swift, Red (Taylor’s Version) dirilis pekan ini dan mendapat tanggapan yang luar biasa dari penggemarnya. Sehari menjelang peluncuran, dia muncul di Late Night with Seth Meyers dengan penampilan yang mengingatkan orang pada Putri Diana. Dia mengenakan minidress David Koma hitam dengan lengan panjang meluncur dari bahunya, dan potongan V di dadanya.
Gaun ini mengingatkan pada dress Revenge Dress Putri Diana ke Galeri Serpentine pada 1994, pada malam yang sama ketika sebuah film dokumenter yang menampilkan Pangeran Charles mengakui bahwa dia tidak setia padanya. Gaun itu melanggar protokol kerajaan dengan memperlihatkan bahunya, dan kemudian disebut sebagai “gaun balas dendam.”
“Revenge Dress” cukup berkesan. Dress itu menjadi pembicaraan karena belum lama ini beredar foto aktris Elizabeth Debicki, pemeran Putri Diana di serial The Crown musim kelima, mengenakan rekreasi gaun itu.
Tapi kepada siapa Swift membalas dendam? Album barunya menampilkan versi “All Too Well” yang lebih panjang, yang dikatakan tentang hubungan singkatnya dengan Jake Gyllenhaal lebih dari satu dekade lalu. Tetapi People mengatakan bahwa itu mungkin diarahkan pada manajer Scooter Braun, yang telah memegang hak atas katalognya sejak Juni 2019. Pada November 2020, Braun menjual hak atas album-album itu seharga US$300 juta atau sekitar Rp4,3 miliar, meskipun Swift telah mencoba untuk membelinya.
Dalam sebuah pernyataan, Swift mengatakan bahwa Braun pada dasarnya mengejeknya dan karena tak mau menyebutkan harga kepada tim Swift. “Sungguh memalukan mengetahui bahwa saya sekarang tidak dapat membantu menumbuhkan masa depan karya-karya masa lalu ini dan sangat menyakitkan bagi saya untuk tetap terpisah dari musik yang saya ciptakan selama lebih dari satu dekade, tetapi ini adalah pengorbanan yang harus saya lakukan untuk jauhkan Scooter Braun dari hidupku,” kata dia dalam surat terbuka untuk mantan manajernya.
Red adalah album kedua yang direkam ulang oleh Taylor Swift untuk merebut kembali musiknya.