Presiden Joko Widodo kepincut umbi porang dan berharap umbi bernama ilmiah Amorphophallus muelleri ini bisa diolah sebagai variasi pangan. Presiden Jokowi optimistis porang bisa menjadi makanan masa depan asalkan dikelola dengan serius.
Lima mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, menyambut harapan Presiden Jokowi itu dengan membuat biskuit porang antimual bagi ibu hamil. Namanya Amora Pregnancy Biscuit. Adalah M. Ahmad Talkhis dan Nabila Alya Anastasya dari Program Studi Agroekoteknogi Fakultas Pertanian, Farida Lutfiya Azizah (Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian), Vio Awan Nur Hidayat (Program Studi Kimia Fakultas MIPA), serta Fatih Meru Samudera dari Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer, yang membuat biskuit tersebut.
M. Ahmad Talkhis sebagai ketua tim, mengatakan, nama Amora diambil dari nama Latin porang, yaitu Amorphopallus muelleri. Kata amora juga bermakna amor atau asmara, yang berasal dari nama dewa asmara Amor dalam mitologi Yunani. Dengan begitu, biskuit ini menggambarkan kasih sayang antara ibu hamil dengan janin, maupun kasih sayang antara ibu hamil dengan pasangannya.
Para mahasiswa ini membuat biskuit Amora dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) yang didanai Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Riset dan pembuatan produk mereka kerjakan mulai Juni 2021 dengan bimbingan dosen pertanian, Lilik Wahyuni.
“Porang lebih banyak menjadi komoditas ekspor, belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan olahan untuk pangan alternatif di dalam negeri. Jadi, kami ingin memberi nilai lebih pada porang,” kata Talkhis saat dihubungi Tempo, Rabu sore, 1 September 2021. Mahasiswa asal Banyuwangi itu mengatakan, dia dan rekan-rekannya menggunakan tepung porang sebagai bahan baku utama pembuatan biskuit Amora.
Ke depan, mereka ingin menanam sendiri porang untuk menghemat biaya produksi, menjaga kemurnian, dan kualitas proses produksi, sekaligus meningkatkan harga jual porang supaya kesejahteraan petani meningkat. Nabila Alya Anastasya menambahkan, tepung porang dibeli secara online. Mereka kemudian mengolahnya menjadi biskuit sebagai produk olahan sehat bagi ibu hamil.
Mereka memilih tepung porang karena mengandung kadar glukomanan yang tinggi, yakni 45-65 persen. Glukomanan merupakan senyawa polisakarida yang berguna mengurangi mual, memberi rasa kenyang lebih lama alias memperlambat pengosongan perut, serta mencegah peningkatan asam lambung yang acap dialami ibu hamil.
Peningkatan asam lambung pada ibu hamil memicu terjadinya hiperemesis gravidraum, yaitu mual dan muntah yang berlebihan. Mual dan muntah atau biasa disebut morning sickness pada kehamilan trisemester awal sebenarnya wajar. Namun pada penderita hiperemesis gravidarum, mual dan muntah dapat terjadi sepanjang hari dan berisiko menimbulkan dehidrasi kepada ibu hamil.
Selama mual dan muntah, ibu hamil cenderung malas makan. Dengan begitu, biskuit ini dapat menjadi alternatif camilan sehat. Selain tepung porang, komposisi biskuit Amora juga mencakup tepung maizena, tepung terigu, mentega, dan bahan lainnya.
Nabila berharap biskuit porang Amora dapat membantu pemerintah mewujudkan program Zero Hunger Challenge alias dunia tanpa kelaparan, sebagaimana tertuang dalam aksi global Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustanable Development Goals (SDGs) 2030. “Kandungan gizi biskuit buatan kami sudah diuji melalui skala laboratorium dan disesuaikan dengan regulasi,” katanya.
Dalam setiap 100 gram biskuit Amora mengandung 478,9 kalori. Besaran kalori ini disesuaikan dengan angka kebutuhan gizi ibu hamil, seperti tertera dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia.
Selain keunggulan di atas, biskuit Amora punya keunggulan psikologi bagi ibu hamil karena menerapkan desain dan paduan warna kemasan yang cerah, seperti hijau, kuning, oranye, dan merah. “Pemilihan warna-warna itu dapat meningkatkan respons positif dan bahagia ibu hamil,” kata Nabila.
Amora dikemas dalam wadah berbentuk tabung plastik berbobot 150 gram seharga Rp 20 ribu. Selain ibu hamil, kata Nabila, biskuit Amora juga dapat dikonsumsi mulai usia 8 tahun ke atas. Di atas kepingan biskuit terdapat seiris kacang almond.
Tersedia dua varian rasa biskuit porang ini: original dan cokelat. Biskuit Amora original terasa manis dan gurih. Rasa manisnya seperti manis pada susu, meski tiada campuran susu. Adapun pada rasa cokelat terdapat sedikit rasa asin, meski tanpa campuran garam.
Biskuit Amora bisa dibeli secara online sejak 20 Agustus 2021. Konsumen mereka berasal dari Malang, Situbondo, Banyuwangi, Pasuruan, Jombang, Jember, Nganjuk, hingga Sulawesi Utara. Para mahasiswa ini berencana menjual secara langsung jika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM sudah berakhir. Mereka akan bekerja sama dengan pusat kebugaran ibu hamil, toko perlengkapan bayi, dan lainnya.
Inovasi produk Amora Pregnancy Biscuit buatan mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, ini meraih medali perak dalam ajang Korean International Women’s Invention Exposition (KIWIE) 2021. Mereka mengirim produk Amora ke Korea Selatan dan mempresentasikannya lewat daring. Tim ini juga diundang untuk mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke-34 pada 2021.