Kekayaan Biota Laut Menjadi Mata Pencaharian Nelayan di Pulau Obi

Pulau Obi adalah salah satu wilayah yang terletak di Halmahera Selatan di Maluku Utara. Wilayah Halmahera memiliki beberapa pulau seperti Pulau Makian, Pulau Bacan, Pulau Kasiruta, Pulau Kayoa, Pulau Mandioli serta Pulau Obi. Salah satu pulau besar yang terkenal adalah Pulau Obi karena memiliki wilayah dengan ukuran 3.111km persegi dengan pemandangan yang menarik, perbukitan yang terdapat pada pesisir pantai, serta memiliki batu mulia seperti emas bahkan berlian. Sekarang wilayah ini sudah dibangun kawasan industri karena memiliki kekayaan alam berupa nikel. Kekayaan alam ini dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam membuat baterai.

Bukan hanya terdapat kekayaan tambang namun juga memiliki biota laut yang beragam. Salah satu terletak di desa Kawasi terdapat kekayaan biota seperti berbagai jenis ikan dan juga cumi-cumi berukuran besar. Kekayaan biota laut ini didukung dengan suhu pada Pulau Obi lebih hangat, dan juga perairan yang terdapat di pulau ini memiliki kandungan seperti konsentrasi klorofil-a yang cukup tinggi. Kandungan dan faktor lingkungan membantu perkembangan hewan dan biota laut lain. Nutrisi ini dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan fitoplankton sebagai sumber makanan biota laut. Fitoplankton yang terdapat pada laut wilayah ini akan menciptakan biomassa yang kaya di kawasan perairan pulau ini.

Karena kekayaan yang cukup melimpah membuat masyarakat pulau ini banyak menjadikan pekerjaan nelayan sebagai mata pencaharian. Baru-baru ini nelayan di Pulau Obi Edi Kamaraha mendapatkan tangkapan laut berupa ikan Goropa dan juga ikan Bubara yang memiliki bobot yang cukup berat sekitar 8 kilogram per ekor. Ikan goropa merupakan salah satu jenis kerapu yang berada di perairan dangkal. Ikan ini menjadi salah satu jenis ikan yang paling sering dikonsumsi karena memiliki tekstur daging ikan yang lembut. Jenis ikan lain yang diperoleh adalah ikan Bubara yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat wilayah Maluku. Bahkan jenis ikan ini dapat dijadikan usaha dengan membuat budidaya. Dua jenis ikan yang didapat oleh nelayan di Pulau Obi memiliki harga yang cukup mahal yakni berkisar antara 50.000 hingga 75.000 per kilogram.

Hasil pencaharian nelayan dimasukkan ke dalam penyimpanan dingin agar nantinya saat dijual ikan masih segar. Konsumen atau pasar yang dituju untuk menjual hasil tangkapan laut adalah karyawan dari Harita Nickel sehingga sudah memiliki distribusi produk ikan yang jelas dan terjamin. Hal ini merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh perusahaan sebagai upaya pengembangan serta pemberdayaan masyarakat lokal. Program ini membuat produktivitas para nelayan di Pulau Obi dan juga dapat meningkatkan perekonomian.

Dahulu untuk mendistribusikan ikan hasil tangkapan cukup sulit karena tidak ada tempat seperti cold storage yang dapat mempertahankan kesegaran ikan. Faktor kesulitan itu karena ikan menjadi tidak segar dan tidak bisa dijual kembali atau tidak layak jual. Program pemberdayaan ini dikelola oleh para nelayan yang terdapat di Desa Kawasi dan dapat menyalurkan tangkapan ikan dengan kualitas yang baik. Bukan hanya para nelayan yang dibantu pada program ini supplier lokal yang mendistribusikan ikan ke perusahaan juga terbantu.

Tangkapan laut yang berukuran besar ini dikarenakan lingkungan wilayah Pulau Obi masih terjaga sehingga kekayaan laut masih banyak. Kekayaan dan potensi hasil laut yang masih melimpah itulah yang membuat perusahaan tergerak untuk membantu serta sebagai sasaran konsumen dalam menjual hasil tangkapan laut.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *