Alec Baldwin Digugat Kru Film Rust atas Kasus Penembakan di Lokasi Syuting

Seorang kru produksi film Rust mengajukan gugatan kepada Alec Baldwin. Gugatan diajukan menyusul kasus penembakan di lokasi syuting yang menewaskan sinematografer Halyna Hutchins. Sergey Svetnoy, kru yang melihat kejadiannya langsung menyebut tentang adanya ketidakpedulian di lokasi syuting.

Gugatan diajukan Rabu, 10 November 2021 kepada Alec Baldwin, Produser Film dan beberapa anggota kru yang bertugas merawat senjata di lokasi. Svetnoy menuduh mereka telah gagal mengikuti protokol kesehatan yang bisa mencegah kejadian fatal di lokasi. Svetnoy sendiri bertugas sebagai kepala di bagian pencahayaan di produksi film Rust.

Saat kejadian Svetnoy berdiri sekitar enam sampai tujuh kaki dari Baldwin. Saat itu karakter yang diperankan Baldwin digambarkan menarik pistol revolver jenis Colt kaliber 45 dan mengarahkannya ke kamera. “Saat pistol ditembakkan, itu terdengar seperti suara tembakan paling keras yang pernah ia dengar di lokasi syuting,” isi sebagian tuntutuan seperti dilansir dari The New York Times.

“Svetnoy merasa hembusan yang aneh dan menyeramkan seperti tekanan udara dari arah kananannya. Ia merasa apa yang ia percayai sebagai bubuk mesiu dan materi residu lainnya dari senjata mengarah langsung ke bagian kanan wajahnya, dan menggores lensa kacamata yang ia kenakan,” bunyi tuntutan yang diajukan ke Pengadilan Tinggi Los Angeles.

Tuntutan ini menuduh produser dan anggota kru lainnya gagal melakukan pemeriksaan yang benar terhadap revolver tersebut sebelum diserahkan ke Baldwin. Berdasarkan berkas pengadilan, asisten pertama sutradara, Dave Hall menyebut “cold gun” sebelum memberikannya kepada Baldwin, yang berarti senjata tidak berisi peluru tajam. Penegak hukum belakangan memastikan senjata berisi peluru tajam yang membunuh Halyna Hutchins, 42 tahun, dan mencederai sutradara, Joel Souza, 48 tahun.

Dalam tuntutannya Svetnoy menyebut dirinya sebagai teman dekat Hutchins. Mereka telah bekerja sama di sembilan film sejak 2017. Svetnoylah yang memegang Hutchins saat ia tebaring berdarah-darah usai tertembak. “Aku mencoba menyelamatkan nyawanya,” ujar Svetnoy saat menghadiri konferensi pers dengan didampingi pengacaranya Gary A. Dordick.

Tuntutan ini menyebut Baldwin yang ceroboh karena tidak mengecek kembali apakah senjata benar-benar tidak berisi peluru tajam, sebelum latihan. Baldwin, kata tuntutan tersebut, harusnya memeriksa kembali untuk memastikan pistol tidak berisi peluru tajam. Tuntutan juga menyebutkan adegannya tidak meminta Baldwin untuk menembakkan senjata tersebut.

Svetnoy juga menyebutkan menderita kerusakan akibat kejadian itu. Selain cedera yang dialaminya, ia juga menderita trauma setelah melihat temannya meninggal. Akibatnya, ia tidak bisa bekerja.

“Senjata dan amunisi di lokasi Rust diharuskan untuk disimpan, diperiksa dan ditangani dengan baik. Ini harusnya diketahui oleh semua pemeran dan kru di lokasi kalau Colt bukan mainan dan bisa membunuh jika salah penanganan. Alih-alih mengikuti protokol keamanan yang benar untuk senjata dan latihan, kru menangani senjata dan amunisi dengan seadanya, ceroboh dan tidak aman di lokasi Rust,” bunyi tuntutan itu.

Pengacara untuk Hannah Ms. Gutierrez-Reed, kru yang bagian mengecek senjata, Jason Bowles menolak menanggapi tuntutan itu dengan alasan belum membaanya. Bowles sebelumya mengatakan kliennya percaya kalau senjata berisi peluru hampa dan tidak ada mesiu. Sementara Lisa Torraco yang mewakili Sarah Zachry dan Dave Halls belum mau berkomentar apapun.

Kejadian mengerikan terjadi di lokasi syuting film terbaru Alec Baldwin, Rust. Tembakan yang dilepaskan Baldwin secara tidak sengaja melukai Joel Souza sutradara film tersebut. Halyna Hutchins, sinematografer di film tersebut meninggal karena luka yang dideritanya. “Hutchins dan Souza tertembak senjata properti yang digunakan oleh Alec Baldwin, 68 tahun, produser dan aktor. Tidak ada yang ditahan dalam kecelakaan ini dan tidak ada tuntutan yang diajukan,” ujar kantor Sheriff Santa Fe County dalam pernyataanya yang dilansir oleh Variety, Kamis, 21 Oktober 2021.

DEWI RETNO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *